MERAIH CINTA DENGAN SHALAWAT

            Cinta, ah Betapa tak pernah membosankannya berbicara soal cinta. Berbicara soal cinta memang tidak akan ada habisnya, Bagaikan menguras air laut yang tak akan pernah surut. Ketika mendengar kata “Cinta” siapa orang yang tergambar di benak kita? Orang tuakah? Suami? Istri? Pacar? Anak? Sahabat? Teman? Atau bahkan Allah Swt.

Cinta, sesuatu yang bisa dirasakan namun tak mampu diartikan, walau ribuan kali terungkap faktanya hanyalah sesuatu yang tersurat, bahkan tersirat. Tiap kali berbicara tentang cinta, kisahnya selalu jadi sangat special dan indah di dalam sebuah realita hidup yang kerap diperankan oleh tiap tokoh dengan jalan cerita yang berbeda dan dengan cerita yang berbeda pula. Dan cinta membuat seseorang merasa dekat dengan pujaannya. Begitu pula kepada Allah Swt.

Beberapa bulan yang lalu saya berprofesi sebagai asisten dokter gigi di salah satu klinik. Tidak pernah terbayangkan sama sekali kalau perusahaan tempat saya bekerja terdampak pandemic covid-19, kala itu saya masih bekerja secara normal, Bahkan ketika pandemic ini sedang hangat diperbincangkan di Indonesia, Perusahaan tempat saya bekerja masih baik-baik saja dan beroperasi seperti biasa. Saya sudah bekerja selama satu tahun dan tepat di bulan Maret saya memperpanjang kontrak kerja sampai tahun depan. Rencana Allah memang tidak pernah ada yang bisa menebak. Memasuki Bulan April kunjungan pasien mulai sedikit menurun, mungkin pasien pun mulai takut untuk datang ke dokter gigi dalam kondisi seperti ini karena takut tertular virus covid-19.

Setelah mengalami penurunan pasien secara drastis, perusahaan mulai kebingungan bagaimana supaya masih tetap bisa survive ditengah pandemic seperti ini dan bisa menggaji karyawannya, maklum karena pendapatan perusahaan berasal dari kunjungan pasien yang datang. Perusahaan pun memutuskan untuk meliburkan karyawannya selama satu minggu, sambil menunggu kebijakan dari pemerintah. Dari situ saya masih berpikiran positif, rasanya senang bisa istirahat sejenak, kapan lagi bisa libur panjang pikirku dalam hati. Setelah seminggu berlalu saya mendapat kabar dari atasan saya kalau libur di perpanjang lagi selama satu minggu kedepan. Mendapat kabar seperti itu, pikiran saya mulai gak tenang, bagaimana tidak, melihat berita di social media banyak sekali karyawan yang mulai di rumahkan bahkan banyak pula yang terkena PHK, semoga ini tidak terjadi padaku gumamku dalam hati.

Dua pekan setelah di liburkan saya pun mendapat kabar dari atasan untuk datang ke klinik pada hari selasa pukul 17.00 WIB. Keesokan harinya saya datang ke klinik, saya sudah pasrah apapun yang terjadi itu menjadi ketetapan yang terbaik dari Allah. Dan tenyata benar apa yang saya khawatirkan selama ini, saya dan beberapa rekan yang lain di rumahkan sampai batas waktu yang belum bisa ditentukan. Apakah kliniknya tutup? Tentu tidak, klinik tetap buka hanya saja cuman melayani pasien yang emergency seperti pendarahan pada gusi, gigi patah secara tiba-tiba, dan sakit gigi yang tidak tertahankan. Dan itu pun hanya empat dokter yang jaga dan lima Asisten dokter yang bekerja.  Bersyukur gaji kami di bulan tersebut masih di bayarkan meskipun hanya setengahnya dari total gaji yang biasa saya diterima. Kebingungan mulai saya rasakan, saya memikirkan dari mana biaya untuk membayar kosan, biaya makan sehari-hari dan keperluan yang lainnya. Tiga hari sebelum PSBB di berlakukan dan tiga hari menjelang Bulan Ramadhan saya memutuskan untuk pulang ke rumah orangtua dan memilih untuk tidak ngekos terlebih dahulu. Semua barang saya kemas dan saya bawa pulang. Saya tetap berhusnudzon kepada Allah saya yakin Allah punya rencana yang lebih indah lagi. Hikmahnya saya bisa berkumpul dan berpuasa di rumah bersama keluarga setelah dua tahun Ramadhan selalu di luar.

Malam Kemenangan pun tiba. Tapi siapa yang menang? Malam ini suara takbir bergema-gema dilangit. Memantul pada dinding setiap rumah. Allahu Akbar… Allahu Akbar… Allahu Akbar… Dada terasa makin sesak, isak tangis pun tak lagi mampu ditahan. Lebaran Iedul Fitri tahun ini entah kenapa terasa lain. Berlebaran di tengah suasana pandemic, mungkin ini menjadi suatu musibah yang tak pernah terpikirkan oleh kita semua. Biasanya menjadi momentum yang paling di tunggu semua umat muslim di seluruh dunia, dengan segala tradisi yang dilakukan di setiap daerah terutama moment pulang kampung. Namun saya masih sangat bersyukur, bisa berkumpul bersama keluarga yang mungkin tidak semua orang bisa melakukannya di tengah larangan mudik dari pemerintah. Tapi disisi lain saya pun tidak bisa menyembunyikan kesedihan saya karena tidak bisa sepenuhnya berbagi pada orangtua, saudara, keponakan dan lain-lain.

Sudah hampir tiga bulan berlalu, tapi masih belum ada juga kejelasan dari perusahaan untuk dipanggil bekerja kembali. Akhirnya saya memutuskan untuk mengajukan resign, meskipun ini keputusan yang sangat berat, karena harus meninggalkan suasana kerja yang nyaman dan teman-teman yang baik. Tetapi saya juga tidak bisa menunggu terus tanpa kepastian. Selama tidak bekerja saya hanya mengandalkan sedikit uang tabungan yang saya kumpulkan dari hasil bekerja. Dan saya pun menjadi reseller berberapa produk hijab dan makanan untuk menambah uang jajan serta membantu kedua orangtua.

 Setelah mengajukan resign, saya mulai mencari pekerjaan kembali melalui internet. Meskipun menurut sebagian orang akan sulit melamar pekerjaan di tengah suasana pendemic yang belum selesai, di tambah PSBB yang terus diperpanjang. Saya tetap berusaha dan ikhtiar karena yakin Allah tidak akan membiarkan hambanya kesusahan selama dia masih mau berusaha. Ketika saya sedang mencari pekerjaan di internet, tanpa sengaja saya melihat satu channel youtube yang membahas tentang “Keajaiban Sholawat” disana kreatornya bercerita tentang keajaiban sholawat yang dia alami selama mengamalkan bacaan sholawat. Saya pun penasaran dan mulai menonton videonya sampai selesai. Dari sana saya mendapatkan ilmu bahwa keutamaan sholawat itu banyak sekali salah satunya akan terhindar dari rasa gelisah, kekhawatiran, kepanikan, kecurigaan dan rasa kebingungan akibat masalah yang sedang dihadapi, dapat membuka pintu rezeki seluas-luasnya, dilapangkan segala urusannya di dunia, ditenangkan hati serta mendatangkan rahmat hidayah dari Allah Swt dan masih banyak lagi keutamaan sholawat yang lainnya.

ketika kita berdo’a mungkin sering kali merasa kalau do’a kita masih belum di kabulkan oleh Allah, itu mungkin sebenarnya do’a kita bisa saja terkabul setiap kita berdo’a. Namun bisa juga Allah menahannya karena sesuatu hal, bisa karena kita banyak berbuat maksiat, ujub, sombong, iri, dengki dan banyak lagi. Shalawat adalah pengantar yang baik, pendorong yang baik, buat apa? buat do’a. sering kita mendengar celetukan “Banyakin shalawat, biar keinginan dan hajat kita terkabul. Tanpa berpikir panjang saya pun sedikit demi sedikit mulai mengamalkan bacaan shalawat tersebut. Shalawat yang saya baca tidak panjang hanya “Allahumma shalli ala sayyidina Muhammad” sebanyak 100x setiap selesai shalat fardhu dan selesai shalat dhuha. Ketika saya dalam perjalanan kemana-mana saya selalu membacanya sampai 1000x. Perasaan setelah membaca amalan sholawat ini hati saya bener-bener tenang, yang biasanya gelisah karena takut tidak mendapatkan pekerjaan lagi, sekarang menjadi lebih tenang dan pasrah atas semua kehendakNya.

 Selang tiga hari setelah mengajukan resign, Masya Allah dengan kekuasaan Allah dan amalan sholawat ini saya dapat panggilan kerja yang pertama, dan ini panggilan kerja tercepat yang pernah saya terima, ketika hari jumat apply lamaran, dan hari sabtunya di telpon untuk interview di hari minggu, karena perusahaannya sedang sangat membutuhkan karyawan supaya hari senin bisa langsung bekerja. Besoknya saya datang untuk interview, tak lupa di sepanjang perjalanan saya membaca shalawat sebanyak-banyaknya. Tak disangka ketika interview HRD nya baik banget, beliau tertarik dengan Cv saya dan Alhamdulillah saya langsung diterima kerja. Selain itu, ownernya ngasih saya hijab yang bagus dengan kualitas kain yang premium. Masya Allah, Allah tuh baik banget dalam waktu yang bersamaan ngasih dua rezeki sekaligus. Tetapi setelah mempertimbangkan dan meminta saran dari orang tua, saya memutuskan untuk tidak mengambil pekerjaannya, karena jarak yang terlalu jauh dan akhirnya saya pun mengikhlaskan pekerjaan tersebut.

Dari sana saya semakin yakin dengan amalan shalawat ini, dan saya pun makin mengencangkan dan terus mengamalkannya sambil berdo’a kepada Allah meminta yang terbaik. Dan untuk kesekian kalinya Masya Allah, Allah mengabulkan do’a saya lagi. Selang beberapa hari ada dua panggilan kerja sekaligus, masih di minggu yang sama. Betapa mudahnya Allah mengabulkan hajat-hajat saya hanya dengan memperbanyak shalawat. kita bukanlah apa-apa dan bukan siapa-siapa tanpa pertolongan dari-Nya. Jika seorang hamba berkata “ Ya Robb, Ya Robb, Ya Robb, maka Allah menjawab, “Kupenuhi panggilanmu duhai hamba-Ku, memintalah, maka akan ku beri.”

Ini ilmu murah dan wajib banget untuk kita lakukan, kita laksanakan. Karena, kalau kita sudah mengamalkan ilmu shalawat ini dalam kehidupan sehari-hari, kita minta apapun pasti Allah kasih asalkan tetap bersabar, terus berikhtiar dan tidak berputus asa. Lalu apakah saya membaca shalawat hanya karena ingin mendapat rezeki saja, setelah dapat rezeki saya gak mengamalkannya lagi? Tentu tidak, dapat atau pun tidak rezekinya saya akan tetap bershalawat. Karena saya sudah jatuh cinta dengan amalan shalawat ini dan akan saya jadikan pegangan seumur hidup. Bila kita sudah melakukan segala sesuatu dengan hati, pasti kesuksesan pun akan mengikuti.

***

 


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »