Inovasi Belajar dengan Menggunakan Media Online di Universitas Terbuka

     Ketika lulus dari SMA, saya sempat merasa bingung harus melanjutkan kuliah dimana, ketika itu kondisi perekonomian keluarga sedang tidak memungkinkan untuk saya melanjutkan ke jenjang perkuliahan. Betapa sedihnya ketika melihat teman-teman saya yang lain sudah mendaftar di Universitas favoritnya, sedangkan saya hanya bisa memendam mimpi yang sudah di idam-idamkan sejak dulu “Mungkin duduk di bangku perkuliahan hanya sebatas mimpi bagiku” (gumamku dalam hati). Akhirnya saya pun memutuskan untuk bekerja dahulu setelah itu menabung untuk masuk perguruan tinggi di tahun berikutnya. Ketika saya sedang browsing untuk mencari lowongan pekerjaan, saya tidak sengaja melihat pengumuman penerimaan Beasiswa Bidikmisi di halaman website UT www.ut.ac.id . Saya pun mulai membuka website tersebut dan membaca seluruh ketentuannya, tanpa berpikir panjang saya mendownload formulir pendaftaranya dan mulai mempersiapkan persyaratannya. Setelah semua persyaratannya lengkap saya berangkat ke UPBJJ UT BANDUNG untuk menyerahkan berkas-berkasnya. Setelah sampai di bagian informasi saya menyerahkan persyaratannya, dan bagian informasi mengatakan apabila persyaratannya lolos dalam tahap seleksi akan di beritahukan kembali.


   Setelah beberapa hari saya menunggu pengumuman selanjutnya dari UT, Akhirnya pemberitahuan itu datang,  saya dinyatakan lolos dalam tahap 1 seleksi pemberkasan, dan di undang untuk datang ke UPBJJ UT BANDUNG untuk tahap ke 2 yaitu sesi Interview.  Setelah saya datang ke UT betapa terkejutnya melihat calon mahasiswa yang cukup banyak, tetapi hanya 100 orang saja yang akan di terima, berhubung koutanya sedikit tak menyurutkan langkah saya untuk tetap optimis dan penuh rasa percaya diri untuk megikuti tahap demi tahap proses seleksinya. Alhamdulilah saya dinyatakan diterima di Universitas Terbuka(UT) pada tahun ajaran 2013.2 di program studi (prodi) S1 Biologi Fakultas MIPA.

    Kemudian setelah itu saya  menyempatkan untuk membaca seluruh informasi yang ada di UT mulai dari sejarah, profil, sistem pembelajarannya dan tata cara pendaftarannya. Ternyata Universitas Terbuka (UT) adalah Perguruan Tinggi Negeri ke 45 di Indonesia,yang menerapakan sistem belajar jarak jauh dan terbuka. Maksud dari terbuka di situ bukan berarti kita kuliahnya di lapangan ya, tetapi kita bebas masuk UT tanpa mengenal batas usia, tahun ijazah, dan istimewanya lagi tidak mengenal sistem drop out sampai tua pun kita bisa menjadi Mahasiswa di Universitas Terbuka  kalau masih semangat untuk belajar hehehe, tetapi sudah menamatkan jenjang pendidikan tingkat SMA atau sederajat.

      UT menerapkan sistem pembelajaran secara mandiri atau secara inisiatif sendiri baik itu secara berkelompok maupun perorangan. Kita juga bisa memanfaatkan fasilitas yang UT berikan untuk menunjang pembelajaran kita seperti memanfaatkan perpustakaan online yang dapat di akses di http://www.pustaka.ut.ac.id/dev25/ radio, televisi, serta menggunakan  sumber bahan ajar lain melalui program audio/video. Mengikuti Tutorial Tatap Muka (TTM), maupun Tutorial Online di http://elearning.ut.ac.id.  Secara otomatis mata kuliah yang telah kita  registrasikan akan muncul seperti di bawah ini setelah kita melakukan aktivasi.

    Sistem Registrasinya pun berbeda-beda, mahasiswa dapat meregistrasi mata kuliah yang ditawarkan pada setiap masa registasi (semester) dengan jumlah bobot mata kuliah maksimum 24 sks per semester. Kita dapat memilih mata kuliah secara sistem paket semester (SIPAS), yang di rancang untuk membantu mahasiswa dalam menentukan mata kuliah dengan layanan tutorial tatap muka (TTM) serta menyediakan bahan ajar,jadi semuanya sudah di atur oleh UT, ada juga dengan cara sistem paket semester secara satuan (Non SIPAS) yaitu pengambilan mata kuliah secara satuan kita bebas memilih mata kuliah yang akan kita ambil tanpa mengikuti sistem pemaketan, tanpa layanan TTM dan memesan bahan ajar secara online melalui Toko Buku Online di www.ut.ac.id. Atau di http://tbo.karunika.co.id/

     Sistem pemaketan yang UT berikan cocok sekali untuk mahasiswa yang sambil bekerja karena bisa mengatur waktunya secara efisien. Hebatnya lagi UT membuka pendaftaran setiap per semester, jadi kita tidak usah khawatir kapan saja kita boleh mendaftar di UT. Selain itu UT juga menyediakan banyak sekali Beasiswa, seperti Beasiswa Bidikmisi dari pemerintah bagi calon Mahasiswa yang tidak mampu tetapi berprestasi, Beasiswa CSR dari berbagai instansi, Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) bagi mahasiswa yang IPKnya bagus dan masih banyak lagi. Hebat sekali layanan yang diberikan UT jadi semakin yakin kalau UT memang pilihan yang terbaik untuk melanjutkan perkuliahan.
Beasiswa Universitas Terbuka

    Dosen mahasiswa UT adalah adalah modul, kita dapat membawanya kemana pun kita pergi sehingga kita bisa belajar kapan pun dan dimana pun. Untuk dapat belajar mandiri secara efektif, mahasiswa UT dituntut memiliki disiplin diri, inisiatif, dan motivasi belajar yang kuat. Mahasiswa juga dituntut untuk dapat mengatur waktunya dengan efisien, sehingga dapat belajar secara teratur berdasarkan jadwal belajar yang ditentukan sendiri.
Belajar Mandiri
      UT juga berkerjasama dengan beberapa beberapa perguruan tinggi untuk beberapa matakuliah yang ada praktikumnya seperti prodi Biologi, tetapi UT juga menyediakan praktikum secara online, kita bisa mengaksesnya melalui fitur Dry Lab di laman UT. Meskipun baru ada dua mata kuliah yang tersedia, tetapi mudah-mudah ke depannya mata kuliah yang lain pun tersedia. Semangat belajar yang turun naik membuat saya harus ekstra keras melawan rasa malas, tetapi dengan fasilitas yang UT berikan cukup membantu saya dalam mengatasi masalah belajar.

Dry Lab Universitas Terbuka
     Selain itu UT juga mendapat penghargaan kembali dari Microsoft Pada tanggal  26 Mei 2015 bertempat di Ritz Carlton Hotel Jakarta, Universitas Terbuka (UT) mendapatkan penghargaan atas komitmen UT mengadopsi perkembangan teknologi baru dengan selalu menggunakan software legal, khususnya produk Microsoft bagi proses pendidikannya. Penghargaan diserahkan langsung oleh Direktur Microsoft Indonesia kepada perwakilan UT, Dr. Sri Sediyaningsih, M.Si., Kepala Pusat Hubungan Masyarakat dan Urusan Internasional (PUSHUI-UT). Salah satu software yang di gunakan UT yaitu Microsoft Office 365 (MO 365) Education yang di kenalkan pada tahun 2013. Sungguh pencapain yang sangat luar biasa, bisa bekerja sama dengan salah satu perusahan terbesar di dunia, pokoknya kualitas UT sudah tidak bisa di ragukan lagi.
Piagam Microsoft

     Pada tanggal 4 september nanti UT memasuki usia ke 31 tahun dengan jumlah mahasiswa aktif sekitar 406.027  data pada tanggal 15 juni 2015). Sungguh angka yang sangat fantastis, oleh sebab itu UT termasuk perguruan tinggi terbanyak mahasiswanya, dengan  39 UPBJJ yang tersebar di beberapa kota besar dan kabupaten di Indonesia sampai ke luar Negeri. Kemudian UT juga   menyelenggarakan wisuda tanggal 26 Mei 2015, di Universitas Terbuka Convention Center (UTCC) dihadiri oleh 1202 wisudawan terbaik.
Wisudawan Universitas Terbuka
    Di harapkan untuk kedepannya pelayanan di  Universitas Terbuka bisa lebih di tingkatkan lagi tidak hanya menjangkau kota besar tetapi sampai ke pelosok daerah sekali pun sehingga orang-orang yang berada di pedalaman bisa merasakan pendidikan dengan layak dan terjangkau sehingga dapat merubah nasib mereka dan bangsa ini. Menjangkau yang tak terjangkau dan melayani yang tak terlayani.

Berikut profil singkat dari Universitas Terbuka



“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti lomba blog dari Universitas Terbuka dalam rangka memperingati HUT Universitas Terbuka ke-31. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”

Bersabarlah Ukhti


Aku kangen saat masa kecilku,,,
Semua begitu sederhana
Saat aku terjatuh hanya kaki dan lututku yang terluka bukan Hati
Bersabarlah,,,
Karena akan tiba saat
Dimana kamu menemukannya atau dia yang menemukanmu lebih dulu.
Selagi masih bisa sabar
BERSABARLAH
Selagi masih bisa ditahan
TAHANLAH
Selagi masih bisa diam
DIAMLAH
"Sungguh Allah Maha Penolong bagi Hambanya"

PUASA UNTUK MEREKA

     Pagi itu, udara tak biasanya begitu segar dan matahari pun masih malu-malu untuk terbit, Aku pun bersemangat dan bergegas menyiapkan barang-barangku, rencananya siang itu  aku akan pulang kampung. Meskipun bulan Ramadhan sudah memasuki hari ke 3, tetapi aku tetap menyempatkan untuk pulang, rasanya hati ini sudah ingin sekali memeluk Ayah dan Ibu.

     Setelah semuanya siap, Aku pun berpamitan kepada Ibu kostan, lalu bergegas pergi menuju jalan raya. Sambil menunggu bus yang akan mengantarkanku ke Bandung, aku pun menyempatkan membeli sedikit buah tangan untuk keluargaku di rumah.

     Bus yang aku tunggu telah tiba, aku pun naik dan duduk bersebelahan bersama penumpang yang lain. Aku bersandar ke kursi dan beristirahat sejenak sambil menikmati perjalanan menuju kampung halamanku. Tak terasa aku pun tiba di terminal bus dan berjalan ke sebelah utara sambil menunggu tukang becak yang akan mengantarkanku ke rumah Ibu.

     Salah seorang tukang becak menghampiriku dan berkata :“Neng becak…?” dan aku pun menjawab :” Iya bang”. Aku naik dan duduk sambil menikmati perjalanan, Angin lembut menerpa wajah dan hijabku kicauan burung melengkapi kenikmatan di  sore itu. Namun kenikmatan itu tak berlangsung lama, keheninganku terusik dengan suara kunyahan dari belakang, “Abang becak …?”
      Ya, kudapati ia tengah lahapnya menyuap potongan terakhir pisang goreng di tangannya. Sementara tangan satunya tetap memegang kemudi. “walah, puasa-puasa begini seenaknya saja dia makan,” gumamku. Rasa penasaranku semakin menjadi ketika ia mengambil satu lagi pisang goreng dari kantong plastik yang disangkutkan di dekat kemudi becaknya, dan untuk kedua kalinya saya menelan ludah menyaksikan pemandangan yang bisa dianggap tidak sopan dilakukan pada saat kebanyakan orang tengah berpuasa.
  
“mmm …, Abang muslim bukan?” tanyaku ragu-ragu.
 “Ya neng, saya muslim …” jawabnya terengah sambil terus mengayuh.
“Tapi kenapa abang tidak puasa? abang tahu kan ini bulan ramadhan. Sebagai muslim seharusnya abang berpuasa. Kalau pun abang tidak berpuasa, setidaknya hormatilah orang yang berpuasa. Jadi abang jangan seenaknya saja makan di depan banyak orang yang berpuasa …” deras aliran kata keluar dari mulutku layaknya orang berceramah.

      Tukang becak yang kutaksir berusia di atas  lima puluh tahun itu menghentikan kunyahannya dan membiarkan sebagian pisang goreng itu masih menyumpal mulutnya. Sesaat kemudian ia berusaha menelannya sambil memperhatikan wajah garangku yang sejak tadi menghadap ke arahnya.

“Dua hari pertama puasa kemarin abang sakit dan tidak bisa narik becak. Jujur saja neng, abang memang tidak puasa hari ini karena pisang goreng ini makanan pertama abang sejak tiga hari ini, ditambah lagi pendapatan abang yang pas-pasan. Tanpa memberikan kesempatan ku untuk memotongnya.
 “Tak perlu ajari abang berpuasa, orang-orang seperti kami sudah tak asing lagi dengan puasa,” jelas bapak tukang becak itu.
“Maksud bapak?” mataku menerawang menunggu kalimat berikutnya.
“Dua hari pertama puasa, orang-orang berpuasa dengan sahur dan berbuka. Kami berpuasa tanpa sahur dan tanpa berbuka. Kebanyakan orang seperti neng berpuasa hanya sejak subuh hingga maghrib, sedangkan kami kadang harus tetap berpuasa hingga keesokan harinya …”
 “Jadi …” belum sempat kuteruskan kalimatku,
“Orang-orang berpuasa hanya di bulan ramadhan, padahal kami terus berpuasa tanpa peduli bulan ramadhan atau bukan …”
“Abang sejak siang tadi bingung neng mau makan dua potong pisang goreng ini, malu rasanya tidak berpuasa. Bukannya abang tidak menghormati orang yang berpuasa, tapi…”  kalimatnya terhenti seiring dengan tibanya saya di tempat tujuan.

     Sungguh Saya jadi menyesal telah menceramahinya tadi. Tidak semestinya saya bersikap demikian kepadanya. Seharusnya saya bisa melihat lebih ke dalam, betapa ia pun harus menanggung malu untuk makan di saat orang-orang berpuasa demi mengganjal perut laparnya. Karena jika perutnya tak terganjal mungkin roda becak ini pun tak kan berputar …
Ah, kini seharusnya saya yang harus merasa malu dengan puasa saya sendiri? Bukankah salah satu hikmah puasa adalah kepedulian? Tapi kenapa orang-orang yang dekat dengan saya nampaknya luput dari perhatian dan kepedulian saya?
Tak terasa aku pun hampir sampai di depan rumahku,
 “sudah bang di sini saja, ini uangnya”
“Wah, nggak ada kembaliannya neng…”
“Hmm, simpan saja buat sahur Bapak besok ya …”
“Terima kasih neng, semoga Allah membalas semua kebaikan neng” (Rasa bahagia pun menyelimuti wajahnya, lalu ia membalikkan becaknya dan pergi sambil mengayuh becaknya kembali. Sungguh hati ini begitu tersentuh mendengar cerita abang becak tadi meskipun sudah renta tetapi beliau masih semangat menjalankan propesinya itu. Demi menopang segala kebutuhan hidupnya,yang tak sesekali keberuntungan menyertai dirinya).
*****

Renungankanlah


"Ketika aku malas untuk beribadah kepada Allah, aku tersadar bahwa surga berada di bawah telapak kaki Ibu, dan kelak aku harus menjadi sosok ibu yang bisa membimbing anak-anakku menuju surga."

USWATUN HASANAH